Thursday, December 29, 2016

Resolusi 2017

Hi, People...

Gak kerasa sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2017. Buat saya pribadi, tahun 2016 ini menjadi tahun yang berkesan. Bukan hanya karena perubahan status dari single menjadi merried, tapi juga banyak hal-hal lain yang membuat tahun ini menjadi berkesan.

Hasil gambar untuk changing year end 2016

Biasanya nih, orang-orang akan sibuk membuat resolusi di akhir tahun. Paling gak, membuat janji kepada diri sendiri untuk menjadi lebih baik di tahun mendatang. Dulu juga saya seperti itu, membuat janji kepada diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik di tahun berikutnya. Tapi, yah sepertinya tolak ukur 'menjadi pribadi yang lebih baik' itu akhirnya 'terlupakan' seiring berjalannya waktu. Kalau sebelumnya, saya acuh akan hal-hal seperti ini, tapi, semakin bertambahnya waktu, saya semakin merenung dan berpikir kenapa tiap tahun saya hanya menjadi pribadi yang seperti ini saja. Tidak ada value yang bertambah seiring berjalannya waktu.



Saya sadar, menjadi pribadi yang lebih baik menurut saya cakupannya terlalu luas. Terlalu besar. Pribadi yang lebih baik itu pengertiannya terlalu lebar. Kosakata 'baik' itu sendiri punya pengertian yang banyak. Jadi untuk tahun ini saya, mengecilkan pengertian 'pribadi yang lebih baik' itu.



Saya ber-resolusi untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan peka di tahun 2017. Kata 'baik' lebih dispesifikkan dan dipersempit cakupannya, sehingga memudahkan saya untuk mencapai suatu goal tertentu, ketimbang makna 'lebih baik' yang cakupannya luas sekali. Pasti ada saja tantangan untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan peka. Apalagi sebagai manusia pasti yang namanya masalah selalu ada. Mudah-mudahan saya diberikan kemampuan oleh Yang Maha Kuasa.



Sudahkah kalian membuat resolusi untuk tahun depan? Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih maju dan bertumbuh. Bukan hanya sekedar keinginan semata tapi juga implementasinya dalam kehidupan nanti.

Happy holidays and Have a Blessed Year!

Regards and Love,
F.
Share:

Tuesday, December 27, 2016

Makeup Challenge - Makeup Party Under IDR 100K

Hi, Everybody.

Today, I just want to push myself to make this challenge. A lot of beauty guru make IDR 200K makeup challenge and I thought that it’s still above average common people budget (say that they just wearing makeup for wedding party only). So, I make this under IDR 100K makeup challenge.

Hope this post inspired you. Enjoy.

1.      Moisturaizer – Viva Skin Food (IDR 7,500) buy at Carefour

2.      Powder – Marina Two Way Cake Refil in Natural Shade (IDR 15,800) buy at Transmart Tangerang

3.      Eyebrow Pencil – Just Miss Pencil 708A in Chocolate Shade (IDR 7,500) buy at their online shop

4.      Eyeshadow – Viva Cream Eyeshadow in Purple (@IDR 9,650) buy at their online shop

5.      Eyeliner – Just Miss Liquid Liner in Black Shade (IDR 27,000) buy at their online shop

6.      Eyelash – no brand and the glue (@IDR 3,000 + IDR 5,000) buy at online shop.

7.      Blush on and Lipstick – Just Miss H02 in J-15 Shade (IDR 17,000) buy at their online shop.




The total amount is: IDR 92,450

Let’s get started:
1. First with clean face, apply Viva Skin Food as base. Blend it well


2. Use a wet sponge and apply the powder. Tips: Build your face layer each layer of two way cake powder for build coverage.



3. After satisfied with the powder, using the brush from pencil, brush your natural eyebrow and draw the frame. Fill the brown and blend in the edge with brush until you get good gradient/ natural effect.




4. Move to eyes, using your finger, apply the cream shadow, here I using purple shade. Blend the shadow and put the silver shade in the corner of eyes as a highlighter.



5. Apply the eyeliner. Here I using wing and bold liner regarding I just apply single color to pop up my eyes.




6. Apply lashes.




7. Blush my cheek with pencil lipstick, make several dots and blend with finger.




8. End, apply lipstick, frame first your lips and fill it. Finish.



Dress up and do some bun on your hair. Viola!






That's all the tutorial, so it's not impossible for you to invest in some makeup which you can use for everyday look and party. It easy and cheap. Hope you enjoy, this post. See you.

Regards and Love,
F.
Share:

Friday, December 9, 2016

Biocell Sunflower Anti Wrinkle Night Gel Review

Hi, guys.

Hari ini saya mau bahas tentang skincare. Tulisan kali ini disponsori oleh Yukcoba.in tapi tidak mempengaruhi isi dan pendapat pribadi saya tentang produk ini.




Kali ini saya diberikan kesempatan untuk mencoba produk Biocell Sunflower Anti Wrinkle Night Gel. Kalau dilihat koq kenapa saya pakai 'anti wrinkle' di saat usia dan kondisi kulit wajah saya masih ok #mujidirisendiri. Menurut saya, perawatan wajah seharusnya diupayakan sedini mungkin, bukan menunggu usia atau saat kondisi wajah sudah menunjukkan tanda-tanda penuaan. Karena mencegah dan merawat jauh lebih mudah ketimbang kita sudah mengobati/memperbaiki. Dibutuhkan waktu dan effort  yang jauh lebih susah ketimbang perawatan.



Untuk urusan skincare, saya selalu mencari skincare yang ringan dan cepat meresap di kulit, apalagi jika skincarenya digunakan saat malam hari ketika kita sedang tidur. Rasanya tidak nyaman kalau skincare-nya 'berat' dan lengket. Selama ini saya selalu menggunakan minyak zaitun untuk pelembab alami di malam hari. Tapi, yah namanya minyak tetap ada feel greasy nya.

Untung saja, kali ini saya diberikan kesempatan untuk mencoba Biocell Sunflower Anti Wrinkle Night Gel. Saya menggunakannya untuk mengganti minyak zaitun sebagai langkah skincare saya.

Kesan pertama yang saya dapat ketika pertama kali buka kemasannya kesannya simple,  kokoh, dipack dalam jar kaca bening yang tebal. Kaca beningnya memudahkan kita melihat isi di dalamnya. Sayangnya, kemasan jar dengan tutup lebar seperti ini bikin produk di dalamnya gampang terkontaminasi udara/kotoran, karena tutup mulutnya yang lebar.




Ada wangi samar yang segar seperti citrus tapi tidak menyengat dan teksturnya yang gel membuat produk ini tidak menimbulkan kesan lengket/berat dan cepat menyerap di kulit. Plus ada sensasi dingin waktu di pijat ke wajah.



Pemakaian 1x yang terasa ketika bangun pagi adalah wajah lebih kenyal dan lembab. Memang saya belum ada wrinkle (kerutan) sih, cuma yang saya rasakan adalah wajah lebih smooth and supple, aplikasi makeup jadi lebih enak.



Sekarang ini saya tetap pakai dan I'm loving it. Kulit berasa kenyal, lembab, dan tidak lengket waktu saya pakai di malam hari.



Kalau habis saya akan repurchase produk ini dan diselingi dengan minyak zaitun andalan saya supaya tidak bosen.

Hope this post helpful.

Regards and Love,
F.
Share:

Wednesday, November 30, 2016

Growing Friendship

Hi, Guys.

Tidak terasa sudah dipenghujung tahun 2016. Target apa yang sudah kalian capai? Dan target apa lagi yang dipersiapkan untuk dicapai di tahun depan?

Jujur saja, di tahun ini saya merasa berkat Tuhan begitu melimpah dalam kehidupan saya. Berkat itu bukan hanya materi semata, kesehatan dan orang-orang terkasih termasuk keluarga, sahabat dan teman disekeliling saya pun merupakan berkat yang tidak ternilai.

Hasil gambar untuk friendship quotes

Berbicara tentang orang terkasih terutama sahabat, semakin ke sini semakin saya menyadari banyak hal tentang persahabatan, tentang pemahaman dan arti sahabat dan pertemanan.

Biasanya kita memulai persahabatan dengan pertemanan terlebih dahulu. Kalau 'taste' dan 'feel' nya sesuai dengan kepribadian kita, endingnya kita bisa lanjut dengan bersahabat. Tergantung dari individunya masing-masing.


Dulu, saya suka merasa kurang populer kalau medsos saya friendlist cuma sedikit dan merasa 'aduh, koq temen gw perasaan dia dia lagi sih?'. Tapi, sekarang justru saya happy dengan pilihan teman saya sekarang. Paradigma itu berubah seiring bertambahnya pemahaman tentang pertemanan dan persahabatan.

Saya sampai disatu titik dimana dengan bangga bilang sahabat saya ya cuma 2-3 orang saja, termasuk suami saya. Karena orang-orang tersebut adalah orang yang benar-benar tahu kepribadian saya, orang-orang yang benar-benar menerima saya apa adanya. Orang-orang yang bisa mengerti saya dan punya taste dan feel yang sama.


Adakah orang yang 100% sempurna? Pastinya tidak. Tentu sahabat-sahabat saya juga begitu. Ada kekurangan tapi dibalik itu ada kelebihannya juga. Pun saya begitu. TAPI, kekurangan dan kelebihan itu bisa bersinergi dengan baik dengan saya dan menjadikan saya nyaman dan bisa bersandar kepada sahabat-sahabat saya dikala suka maupun duka.


Persahabatan buat saya sekarang ini menjadi lebih berarti, menjadi lebih paham makna seseorang yang bukan siapa-siapa menjadi orang yang bisa punya arti penting dalam kehidupan kita.

Saya sendiri lebih menghargai persahabatan saya bersama orang-orang yang saya kasihi. Bukan sekedar ketawa ketiwi terus hilang, bukan sekedar tiap hari bisa kontak tapi terus hilang, bukan sekedar menemani kita menghadapi hal-hal besar dalam hidup tapi terus waktu susah hilang.


Saya belajar untuk lebih mengasihi sahabat-sahabat saya, bukan cuma sekedar dipermukaan saja. Saya punya visi ke depan dimana saya ingin sahabat-sahabat saya dan saya bisa sama-sama punya kehidupan yang lebih baik, saya ingin mereka mereka maju. Yeap, saya punya impian seperti itu. Baca juga: ini sebagai bahan referensi dan pemahaman kita tentang persahabatan.


Happy friendship, guys. Cheers!
(Ketjcup Basah: Kikim, Choi, Misua, Ciput)

Love and Regards,
F.
Share:

Friday, November 25, 2016

Comment Pup, Isu SARA, dan Rasa Kemanusiaan (Part III - End)

Hi, All...

Menyambung postingan sebelumnya: Comment Pup, Isu SARA, dan Rasa Kemanusiaan (Part II) kali ini adalah postingan saya yang terakhir mengenai Rasa Kemanusiaan.

Sekali lagi saya himbau, untuk orang-orang yang mudah sekali tersinggung, atau sensitif tentang hal-hal seperti ini, ada baiknya kalian ga usah baca postingan ini. Ini adalah murni buah pemikiran saya sebagai manusia yang punya kebebasan berpendapat. Kalau kalian tidak setuju, silahkan dan tidak perlu ber'orasi' dan marah-marah sendiri. Be smart reader!

Well, saya harus tarik nafas dalam-dalam sebelum mulai menulis. Karena banyak sekali yang saya pikirkan dan semua berlomba-lomba untuk dituangkan ke dalam tulisan yang ada nanti kalau tidak tertatar malah amburadul tulisannya.

Hasil gambar untuk kemanusiaan

Yang paling mendekati sekarang ini tentang kemanusiaan ialah hilangnya seorang nyawa anak kecil bernama Intan Oliva. Saya tidak membicarakan masalah agama, kepercayaan atau apapun disini. Yang saya pertanyakan rasa kemanusiaan manusia itu sendiri. Tidak usah bicara masalah perang Israel - Palestina, tidak usah berkata tentang korban Rohingya, tidak usah berkomentar tentang bentrok apapun di negara luar.



Urus negara sendiri dulu, berkaca dengan diri sendiri dulu. Tidak usah bilang ini pengalihan isu, tidak perlu pertanyakan apa ini 'settingan' yang dibuat oleh oknum tertentu. Karena buat saya pribadi, saya merasa teriris. It's so broke my heart. Posisikan diri kita ketika kita memiliki anak yang belum mengerti apapun dan harus dikorbankan atas itu. We're not God who can freely take someone's life without any logical excuse. Rasanya rasa kemanusiaan kita memang sudah tumpul.

Manusia diciptakan berbeda dengan makhluk lainnya. Kita diberikan akal, budi, buah pemikiran, dan roh. Ketika Tuhan sudah memberikan itu semua kepada kita sebagai kelebihan dari semua makhluk yang ada, seharusnya kita lebih unggul dalam berpikir dan bertindak. Hewan, katakanlah harimau, membunuh sesama harimau atau mangsanya dengan tujuan untuk dikonsumsi/makan atau paling tidak mempertahankan hidupnya (defense). Sebagai kelangsungan hidupnya. Manusia membunuh manusia? Untuk apa? Jadi bahan konsumsi? Saya rasa tidak. Atau apa karena anak kecil ini membahayakan kelangsungan hidup pihak yang menge-bom? Saya pikir juga tidak.

Manusia membunuh, mencaci maki, menghakimi orang lain, karena rasa benci. Rasa benci menimbulkan ketidak manusiaan. Menjadikan kelebihan-kelebihan yang dititipkan Sang Khalik kepada manusia tadi menjadi tidak berguna.

Hasil gambar untuk kemanusiaan

Pandang ke sekeliling, tidak perlu tarik urat berkomentar tentang negara lain, daerah lain. Coba kamu pikir, kalau kamu masih tutup mata sama tetangga kamu yang butuh bantuan atau saudara kamu yang tidak punya biaya sekolah tapi kamu cuek aja namanya juga kamu tidak punya rasa untuk memanusiakan manusia.

Love and Regards,
F.


Share:

Wednesday, November 23, 2016

Earthy Brown Fall Makeup Tutorial

Hi, All...

Today, I come back with another tutorial. Since I have Inez Eyeshadow Pallet, I just can stop to not playing with it. Hehehe...

I know that fall season already passed and it already winter, but I too busy to edit all the picts and upload them in time. It's easy tutorial hope you try and enjoy it.



1 -2. Prime your eye lid, here I using Very Me Concealer from Oriflame. Spread the concealer and don't forget to highlight under brow bone too and blend well.



3 - 4. I always using transition color for every look and here I took my Sleek Eyeshadow Pallet - Oh So Special and dab "The Mail" shade to all over my lid.

5 - 6 -7. After that, moving to my Inez Pallet, and here I using "Raw Chestnut" shade and apply it in both corner of my eyes and let the center to be empty. Blend well using blended brush.



8-9-10. Take "Cognac" shade from the same pallet and dab in the center or your eyelid and lightly blend but not too much, keep the center of lid as a main focus with that shadow.

11 - 12. Back to the "Raw Chestnut" shade, using pointed brush, take the shade into under your waterline and blend it upward.

13 - 14. Take "Gateau" shade and put it on corner of eyes as highlight.

15. Finished all the eyeshadow and now move to eyeliner. Line your eyes, here I using Maybelline Hypersharp Black both for up and bottom line. Try to follow the natural eyeline without using cat liner.



16. Using the natural fake lashes to pop up your eyes.

17 - 18. Contour my face with Wardah Face Contour Kit. Not too much just only to define my face.

19. Make a blush from my Viva Eyeshadow Cream in "Merah" shade, only using my finger and blend it out.



20. Today, I decide to using Nude Lipstick from Wardah Lip Pallete Chocoaholic Shade mixing with Exc 41 and Exc 49 to get the color and finish.



Hope you enjoy all this tutorial and stay fabulous. 



Regards and Love,
F.
Share:

Tuesday, November 15, 2016

Comment Pup, Isu SARA, dan Rasa Kemanusiaan (Part II)

Hi, All...

Sebelum kalian baca part ini, ada baiknya kalian baca dulu part sebelumnya Comment Pup, Isu SARA, dan Rasa Kemanusiaan (Part I).

Ada baiknya juga kalau dipahami isi postingan saya ini bersifat pandangan pribadi saya. Jadi jika tidak setuju/suka, silahkan tutup postingan saya tanpa harus bikin huru-hara.

Back to topic, isu SARA. Topik SARA ini memang lagi happening banget. Padahal ini masalah sensitif dan menurut saya personal things. Ketika lahir, kita tidak bisa memilih mau dari Suku/Ras dari mana. Sang Pencipta sudah menentukan semuanya dari awal. Begitu juga dengan Agama/Keyakinan seseorang, buat saya itu adalah hubungan kita dengan Sang Khalik.

Kalau kalian lihat, saat ini Negara kita sedang 'diuji' mengenai isu ini. Isu yang menurut saya berlebihan dalam konteksnya. Semua disangkut pautkan. Membaca postingan saya sebelumnya, ada seseorang yang menyebutkan saya kafir. Padahal pengertian kafir sendiri itu apa sih? Menurut KBBI sih orang yang tidak percaya kepada Allah dan rasulNya. Anehnya, saya percaya Allah. Lalu, pantaskah saya disebut kafir oleh orang yang bertemu sekali pun tidak dengan saya? Saya memiliki agama. Saya mempunyai kepercayaan. Agama dan kepercayaan saya berbeda dengan mayoritas agama di Negara kita. Lantas? Itukah jadi suatu pembenaran seseorang melakukan sesuatu yang tidak baik kepada yang lain?

Saya mengakui saya adalah makhluk berdosa, saya tidak pantas menasehati orang lain karena diri saya sendiri juga tidak jauh lebih baik. Seseorang berkata saya adalah batu hitam tak bercahaya, saya terima. Tokh, kenyataannya memang saya ini penuh dosa. Tapi, saya bersyukur kalau saya menyadari saya ini berdosa ketimbang orang yang mengata-ngatai saya. Mungkin dia sudah yakin kalau dirinya ini batu berlian yang cahayanya paling kuat - mungkin dan sekali lagi mungkin. Kalau memang merasa sudah paling benar dan paling suci, kenapa gak langsung masuk surga aja? Katanya surga lebih enak ketimbang duniawi? Tapi disuruh duluan tidak mau? Why??? Karena kita ini masih banyak dosa, masih harus mengkoresi diri sendiri: layak atau tidak kita berhadapan dengan Sang Pencipta.




Banyak orang yang sekarang ini merasa suci, bisa mengatasnamakan kejahatan di atas agama. Kalau dipikir lebih dalam, apakah benar memang ada ajaran seperti itu atau pemahaman orang tersebut yang salah terhadap suatu ajaran agama? Jadi, Tuhan mana yang kalian bela? Tuhan yang menciptakan alam semesta ini atau Tuhan yang kalian ciptakan menurut image yang sesuai dengan pemahaman kalian?

Kita hidup di negara yang mengakui adanya keberanekaragaman agama, budaya, suku, ras, bahasa, dsb. Seharusnya kita bangga akan keberagamannya itu, seperti suatu simponi musik yang indah dan selaras. Ada nilai-nilai yang harus diselaraskan dengan azas Bhineka Tunggal Ika, sehingga antara satu dengan yang lainnya harus saling menghormati, harus saling menghargai. Bukan mayoritas menginjak yang minoritas atau yang minoritas 'ngelunjakin' kaum mayoritas. Ada hal-hal yang bersinggungan antara satu dengan yang lainya harusnya dijadikan penguat, bukan sebagai alasan untuk pemecahan. Kalau kalian tidak bisa mentolerir hal tersebut, berarti khalifah kalian bukan di negara ini. Carilah negara yang sesuai dengan paham yang kalian anut. 



Oh iya, bagaimana dengan penyebutan kafir tadi? Saya pribadi tidak suka dikatakan kafir. Tapi, kalau orang mau menyebut saya kafir ya mau apa? Tokh, kepercayaan mereka harus menyebutkan kita seperti itu. Cuma mungkin, seharusnya ketika ada hal-hal bersinggungan seperti yang saya sebutkan sebelumnya harusnya bisa berlaku di sini. Saya memiliki agama, dan kalian juga. Baiknya kita membiasakan diri untuk menyebutkan agamanya, selama tidak menimbulkan dosa. Coba yang lain bilang saya umat kristiani? Ada dosa ga menyebut saya kristiani? Kalau tidak dosa, katakanlah itu. Karena selain lebih enak di dengar dan tidak bikin dosa, kalimatnya lebih santun, bikin orang tersenyum - yang katanya membuat orang tersenyum/bahagia akan mendapat pahala. See?



Sebagai tambahan: keluarga besar suami saya benar-benar imigran dari Arab tulen, orang Yaman, klan Alaydrus, klan Alatas dan masih banyak klan yang lain yang saya tidak tahu karena terlalu besar. Apakah mereka menyebut saya kafir? Nope. Sampai sekarang kami saling menghormati, mengasihi satu dengan yang lain. Jika Lebaran, kami datang mengucapkan maaf dan kalau Natal mereka bergantian mengucapkan selamat Natal.

Sebagai penutup, saya hanya membagikan link video ini, mungkin bisa jadi bahan perenungan, sebenarnya kita menyembah Tuhan atau manusia berbalut (yang mengaku) utusan tuhan?


Regards and Love,
F.
Share:

Comment Pup, Isu SARA, dan Rasa Kemanusiaan (Part I)

Hi, All.

Sebelum saya mulai postingan saya hari ini, ada baiknya kalian ambil cemilan dulu, karena selain temanya yang berat, isi tulisannya sendiri juga lumayan panjang.

Sebagai catatan, tulisan ini adalah sudut pandang saya sebagai pribadi, kalau suka silahkan teruskan baca sampai habis kalau tidak ya leave saja pagenya, tidak usah pakai urat lalu 'misah-misuh' bikin rusuh.




Yang pertama yang akan saya bahas ialah Comment Pup a.k.a komentar eek. Kenapa saya sefrontal itu menyebutkannya? Karena saya benar-benar kesal terhadap orang-orang yang bisanya cuma komentar di dunia maya dan bikin rusuh. As for your info, dunia internet sekarang memungkinkan segala sesuatunya terbuka, mulai dari berita, gosip, sampai nyari uang pun bisa dilakukan di depan komputer which is good. 

Tapi, buat sebagian orang di luar sana, kebaikan era internet ini disalah gunakan dan timbulah si comment - comment eek ini. Bahkan tidak jarang jadi comment war yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan isi konten yang dikomentarkan. Hal ini terkadang bikin saya gemes dan tak jarang emosi sendiri.




Hal ini terjadi beberapa kali dengan saya, belum lama ini kita dihebohkan dengan kejadian dugaan penistaan agama oleh pihak tertentu (ini berhubungan dengan isu SARA). Saya pribadi tidak pernah ambil pusing. Karena apapun hasilnya nanti tidak akan berpengaruh banyak untuk daerah saya. Saya cuma menyayangkan seorang anak bangsa yang berpotensi tinggi ditumbalkan hanya demi kepentingan sekelompok orang yang ingin bangsa ini ga maju. Aneh memang. Ternyata memang ada lho orang yang ingin negara ini tidak maju.

Balik lagi ke komentar eek tersebut, singkatnya terjadilah aksi yang katanya damai itu, namun diwarnai dengan tembakan gas air mata. Di facebook saya, ada seorang yang bertanya, "aduh, kenapa harus ditembakkan gas air mata sih?". Awalnya saya cuma diam, tidak mau ambil sikap, mungkin orang ini ga mudeng sama berita di tv, saya akhirnya menjawab komentar tersebut: "Bu, ibu bisa lihat sendiri di berita, batas waktu yang ditentukan hanya sampai pukul 18.00 dan sampai sekarang massa tidak mau bubar dan bersifat perlawanan diberitahu dengan pengeras suara tidak bergeming sehingga harus dibubarkan dengan gas air mata." Well, coba telaah kata-kata saya ini. Apakah menjawab pertanyaan si Ibu ini? Dibaca berulang kali pun konteksnya sama dia menanyakan kenapa ditembakkan gas air mata dan jawabannya sudah diberikan. And you know what? Komentar eek apa yang dibalaskan kepada saya: "Kamu ini tidak akan pernah tahu, karena kamu ini kafir seperti batu hitam yang tidak bercahaya. Semoga Allah memberikan hidayah kepada kamu."




What the f**k? Apa artinya? Komentarnya tidak sesuai dengan isi konteks pertanyaannya. Hal ini bikin saya uring-uringan karena jawaban saya sama sekali tidak ada maksud menyetil sedikit pun mengenai agama/kepercayaan/whatever (saya menyampaikan fakta yang sebenarnya) dan sebaliknya saya malah dibilang batu hitam tak bercahaya???!!! Mungkin orang ini kurang piknik. Ternyata benar pas saya lihat profil orangnya, cuma bisa bilang: 'duh, sedih amat'. Done! Mulai dari situ saya hapus dan non aktifkan komentarnya. Selesai. Tidak mau ambil pusing.




Berkomentar boleh lah, but be smart. Handphonenya saja sudah smartphone, masa kalah sama handphone? Komentar-komentar eek tersebut kadang bikin saya sendiri kurang produktif, menjadi uring-uringan dan bete sendiri. Padahal, saya yakin kalau face to face langsung biasanya orang yang berkomentar eek ini otaknya dangkal, tidak bisa terima kenyataan, dan hidupnya yah itu tadi: kurang piknik. Jadilah mereka membuat komentar yang ga guna, menjatuhkan orang lain, dan merasa paling benar sedunia.

Melalui tulisan ini, saya mengajak kita semua, cobalah menjadi peng-comment yang bijak. Biasakan mengerti dulu isi kontent yang akan dikomentari. Bukan sekedar 'plak kejuplak' comment. Karena dari situ tercerminkan kamu yang sebenarnya. Jangan sampe jadi peng-comment yang kebanyakan konsumsi micin. Jadi ndasmu isinya cuma muter-muter disitu.


Continue to part II...

Regards and Love,
F.
Share: