Tuesday, February 27, 2018

FAQ Pemasangan KB Non Hormonal: Spiral

Hello All,

Disclaimer before:
FAQ ini saya buat untuk sharing dan menambah informasi mengenai pemasangan KB Non Hormonal dalam hal ini spiral kepada kalian semua tanpa bermaksud untuk menjelekkan/menjatuhkan/memojokkan semua pihak. Postingan ini murni hanya sebagai sarana untuk memberikan informasi pribadi mengenai sprial dan konsultasi pribadi dengan obgyn saya di RSIA Hermina - Tangerang.

Sebelum saya mulai, informasi saja bahwa saya tidak mengambil gambar/foto ketika dilakukan pemasangan. Jadi, postingan ini dari atas sampai bawah hanya berupa tulisan saja, ya. Semoga ga boring... #hahaha.

Q: Sakit ga pasang spiral? (commonly question)
A: Di saya sih saya ga terlalu. Malah lebih sakit diambil darah ketimbang pasang IUD/spiral. Tapi, efek dibeberapa orang mungkin berbeda. Pengalaman teman saya, dia ngerasa nyeri banget sampai mau pingsan.

Pertanyaan itu juga muncul di benak saya ketika hendak memutuskan menggunakan spiral, obgyn saya menjelaskan secara detail. Pemasangan spiral yang baik dan benar tidak menimbulkan rasa sakit, kalau pun ada rasa sakitnya minor. Jika setelah pemasangan malah menimbulkan sakit yang berlebihan, bahkan sampai harus bed rest, maka pemasangan spiral dikatakan tidak benar. Untuk itu pemasangan spiral harus dibawah pengawasan tenaga ahli/medis yang memang berkompeten dibidangnya. Karena pemasangan posisi yang salah mengakibatkan banyak masalah kedepannya, mulai dari pendarahan, nyeri hebat, spiral menusuk ke arah yang salah sehingga tidak efektif cara kerjanya, kista jinak, dan banyak efek-efek negatif yang lain.

Q: Proses berapa lama?
A: Cepet, lebih lama ngantri obgyn nya. Proses dari awal dilihat pakai usg transvaginal sampai selesai pemasangan (bila dilihat kondisi rahim dan semuanya ok) hanya berkisar 5 menit.

Q: Bener ga sih pemasangan spiral harus nunggu waktu sedang haid?
A: Tidak. Pemasangan spiral bisa dilakukan kapan saja dengan catatan selama TIDAK HAMIL. Jadi, tidak perlu menunggu sedang haid, atau selesai haid. Di beberapa tempat seperti di bidan masih diberlakukan pemasangan haid setelah selesai/sedang haid, ini dikarenakan tempat di bidan tidak memilik alat usg transvaginal untuk mengecek keadaan rahim dan sel indung telur.

Saya pasang di obgyn yang memang punya kelengkapan alat transvaginal, jadi begitu dicheck kondisi bisa dipasang ya langsung dipasang saat itu juga.

Q: Bagaimana prosesnya?
A: Kalau saya pribadi dijelaskan dulu tuh panjang lebar oleh obgyn saya, mengenai efek dan keuntungan pemasangan spiral dibandingkan alat KB lainnya. Setelah itu saya diberikan waktu untuk memutuskan sendiri, jadi tidak langsung saat itu diputuskan. Setelah beberapa minggu, saya baru yakin untuk pasang sprial, baru dech obgyn mengecek keadaan rahim, sel indung telur dsb, apakah kondisinya memungkinkan untuk dipasang.

Setelah itu, rahim dibuka dengan alat khusus dan sebelum dimasukan spiral, terlebih dahulu diperlihatkan kemasan sprial yg masih bersegel, baru dan ditunjukkan pula tanggal expired spiral di depan kita setelah itu sprial dimasukkan ke dalam rahim. Selesai.

Q: Berapa lama jangka waktu pemakaian sprial?

A: Macam-macam, ada yang 4 tahun, 5 tahun dan 8 tahun. Saya memutuskan menggunakan yang 8 tahun. Saran dari obgyn, 1 tahun sebelum jangka waktu habisnya spiral, lebih baik dilepas atau diganti (bila ingin meneruskan KB) untuk menjaga efektifitas kerja spiral.

Q: Bahayakah?

A: Setiap wanita/ibu yang ber-KB memiliki resiko sendiri. Dibilang bahaya tidak, tapi ada resiko-nya. Makanya sebenarnya lebih baik laki-laki lah yang ber-KB (kondom, tapi tetap ada resiko nya juga), hanya saja harus dibicarakan dulu dengan pasangan. Kalau saya karena lebih ga ribet dan simple saja.

Yang penting semua dikonsultasikan terlebih dahulu antara pasangan dan obgyn. Berikut penjelasan obgyn mengenai spiral untung dan efeknya:


  • Biaya relatif lebih mahal, tapi jika dibandingkan dengan masa efektif sprial maka jauh lebih murah ketimbang penggunaan pil KB, susuk ataupun suntik KB yang setiap bulan atau triwulan harus dipakai berulang-ulang.
  • Tidak merusak hormon, berbeda dengan pil KB, suntik atau susuk yang cara kerjanya merusak hormon sehingga tidak terjadi pembuahan, spiral bekerja dengan cara 'melupuhkan / memperlambat' gerak sperma sehingga tidak mencapai indung telur. Sehingga ketika memutuskan untuk menambah anak, hanya tinggal dilepas dan bisa langsung dilakukan pembuahan, tanpa harus melakukan perbaikan hormon. Karena KB seperti pil, susuk dan suntik harus perlu 'recovery' hormon setidaknya 1 tahun untuk mengembalikan hormon yang dirusak seperti semula. Itu mengapa orang-orang dahulu bilang kalau pakai KB peranakan menjadi kering. Sebenarnya bukan menjadi kering, tapi hormon kita telah 'dirusak' sehingga perlu waktu untuk mengembalikannya menjadi seperti semula.
  • Keberhasilan yang mencapai 99%, bahkan dikatakan kegagalan (terjadi kehamilan) dalam skala global tidak mencapai 1% yakni 0.8% dibandingkan KB hormonal lainnya. Untuk itu efektifitasnya perlu dijaga.
  • Setelah pemasangan spiral tentunya siklus menstruasi menjadi lebih lama (ini yang saya alami), biasanya berlangsung hanya 3-4hari, seminggu sudah bersih. Ini lebih lama sekitar 10harian baru bersih. Wajar, karena dalam rahim ada 'benda asing' yang dilalui jalannya menstruasi.

Q: Berapa biaya yang diperlukan?
A: Kalau saya pasang sekitar Rp 1.4jtan. Cukup nguras kantong tapi untuk 7 tahun. Kalkulasinya sebulan hanya keluar sekitar Rp 16rban dan perlu ngecek setiap 4-5bulan sekali untuk melihat posisi spiral. Selebihnya tidak ada tindakan lagi.

Q: Menggangu saat berhubungan?

A: Di saya, tidak sama sekali. 

Sekian dulu post kali ini. Kalau kalian punya pertanyaan atau ingin tahu lebih tentan spiral ini, silahkan komen di bawah ya.


Love and regards,

F.
Share: