Tuesday, March 29, 2016

Hantaran Sangjit

Hi, everyone! (This post written in Bahasa)


Menyambung posting sebelumnya tentang Sangjit Ceremony, khusus posting kali ini saya mau membahas apa saja yang perlu dipersiapkan untuk nampan sangjit dan juga estimasi budgetnya. Well, perlu dicatat ya, postingan ini bukan 'pakem' yang sebenarnya dan bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi kalian. Sebelumnya, mohon maaf karena banyak dari picts di post ini yang tidak menggunakan foto asli saya, karena saya sendiri tidak sempat foto per masing-masing nampan, tapi  sudah saya sertakan soucenya. So, here you go:

  • Nampan 1
Nampan pertama berisikan hal yang mendasar yang wajib dipenuhi seorang laki-laki dalam meminang perempuan. Ibaratnya 'modal' si laki-laki meminta anak perempuan ke keluarganya. Isinya:
  1. Uang Sangjit/Lamaran : besarnya tergantung dari kesanggupan masing-masing pasangan. Biasanya dimasukan ke dalam angpo merah besar dengan gambar burung merak. Saya dan pasangan beli angpo-nya sepaket dengan angpo uang susu. Kalau tidak salah harganya Rp 8,000/paket.
  2. Uang Susu: besarnya uang susu tergantung dari kesanggupan si pihak laki-laki kepada Mama si perempuan. Biasanya uang ini tidak dikembalikan. Uang ini merupakan uang tanda 'terima kasih' karena telah menyusui/merawat si perempuan hingga dewasa. Uang ini juga dimasukan ke dalam angpo merah yang saya sebut di atas tadi.
  3. Lilin 2 pasang (4 buah lilin merah): tadinya sempat kaget, waktu bilang beli lilin sepasang, kami pikir jumlah lilinnya 2 buah, ternyata ada 4 buah. Lilinnya bukan lilin putih yang untuk mati lampu, tapi lilin merah, panjangnya sekitar 30 - 40 cm diameter sekitar 4-5cm dengan embos burung merak dan tulisan yang lagi-lagi double happines. Harganya kalau tidak salah sekitar Rp 30,000 (maybe?).
  4. 7 Macam Bibit: Well, yang ini sebenernya saya kurang involve karena Mama yang beli di toko perlengkapan sangjit. Yang saya tahu, isinya ada bibit padi, kacang hijau, rerumputan, jagung, gandum/jelai, sisanya saya kurang tahu. Soalnya bibitnya sendiri sudah dimasukan ke dalam angpo merah (yang lagi-lagi ada tulisan double happines) dan di selotip. Ada 2 buah angpo bibit yang dimana nanti 1 kantong angpo nya dikembalikan ke pihak laki-laki Harganya? Dunno.
  5. Perhiasan: terdiri dari sepasang cincin - yang dimana akan digunakan pada saat resepsi nanti. Saya sendiri beli sekitar 12 gr. 7 gr untuk cincin laki-laki dan 5 gr untuk saya sendiri. Kemudian ada kalung, anting, dan gelang semua berat dan ukurannya menyesuaikan dengan kesanggupan masing-masing.
  6. Kertas Merah 'Double Happines': kertas merah ini selalu ada di setiap nampan. Kertas ini diletakan di atas barang sangjit tersebut. Saya beli kertas ini 2 paket dengan isi 5 lembar/paket.
Credit to: http://erinrentalgaun.com/

  • Nampan 2
Nampan kedua berisikan pakaian perempuan yang nantinya akan dibawa oleh si laki-laki dan dikembalikan oleh pihak perempuan yang berisikan juga pakaian laki-laki. Yah, ibarat cross kadolah. Hehehe... Pakaian yang disiapkan ada 6 pasang. Sebagai catatan, kebanyakan yang saya beli adalah dress yang dimana atasan sudah sekaligus bawahan. Jika kalian mau pakai kemeja harus ada rok/celana panjangnya dan itu dihitung 1 pasang. Usahakan pakaian yang diberikan merupakan pakaian formal dan bukan pakaian sehari-hari apalagi baju tidur. Oh iya, jumlahnya pun tidak harus 6 pasang, bisa 8 atau 10 tergantung dari kesanggupan masing-masing saja. Semua pakaian dilipat rapi dan diikat tali merah serta diatasnya diberikan kertas merah 'double happines'. Harganya: range price for 1 dress Rp 100,000 - Rp 150,000 depend on quality and brand.

Credit to: thenightingales.co

  • Nampan 3
Isi dari nampan ketiga itu sendiri lanjutan dari nampan kedua. Masih berhubungan dengan kebutuhan sandang si perempuan dan laki-laki. Saya dan pasangan mengisi dengan sepatu dan sendal. Sepatunya itu sendiri biasanya merupakan sepatu yang akan digunakan ketika resepsi nanti. Tapi, tidak menutup kemungkinan sepatu dan sendalnya boleh berbeda - balik lagi ke kemampuan masing-masing pasangan. Pada alas sepatu, diberikan kertas merah yang sudah dipotong sesuai ukuran kaki kami masing-masing dan dimasukan kedalamnya. Kedua sepatu itu diikat juga dengan pita merah. Harga: tergantung dari merk dan kualitas around Rp 200,000 - Rp 500,000.

  • Nampan 4
Nampan keempat merupakan barang 'tersier' dari kebutuhan sandang si perempuan. Mulai dari tas, minyak wangi, dompet, make up, dan lainnya. Setiap dompet dan tas, oleh Mama diisikan uang 2 lembar Rp 5,000 hanya sebagai syarat supaya ada 'isi'nya dan tidak kosong sama sekali. Range price: Rp 500,000 up.



  • Nampan 5
Nampan ini adalah nampan yang isinya paling sedikit, hahaha... Berisikan arak/minuman anggur. Tapi, kami tidak menggunakan minuman berakohol, minumannya digantikan dengan grape sparkling. Minuman yang suka dibuat wedding toast alias sari anggur. Supaya tidak mubazir dan bisa diminum oleh semua orang. Nanti ketika pengembalian nampan untuk si laki-laki dikembalikan berupa 2 botol sirup. Selain 2 botol sparkling yang sudah diikat dengan pita merah, diisikan juga berupa permen dan coklat koin emas. Lagi-lagi diberikan kertas merah double happines tulisannya. Harga sparkling: Rp 36,000/botol untuk permen dan coklat sekitar Rp 50,000.

  • Nampan 6
Nampan inilah yang memicu 'konflik' antara saya, pasangan dan kedua orang tua saya. Jujur saja, kedua orang tua saya (terlebih mama), masih mendengarkan pendapat saudara-saudaranya yang lebih tua dimana semua harus sesuai dengan 'pakem' nya. Isi nampan ini seharusnya 12 kaleng kaki babi. What?! Yes, you're right babe. Dua belas. Saya sendiri sampai kaget ketika mama bilang isinya ini. Well, buat saya ini pemborosan, kenapa? Kalian bisa cek sendiri harga 1 kaleng kaki babi ini berapa. Di pasaran yang saya temui sekitar Rp 50,000 paling murah dan ada yang sampai Rp 90,000. Coba kita kalikan 12 kaleng. Totalnya sekitar Rp 600,000 just only kaki babi! Not worth it banget. Di keluarga kami, tidak ada yang mengkonsumsi kaki babi. Lagi pula kaki babi kalengan itu butuh skill khusus masaknya karena aromanya yang khas tidak akan hilang jika cuma dimasak biasa. Jadi, hanya pajangan selama 2 jam dan selebihnya tidak digunakan lagi.

We use this brand. Credit pict: https://ecs7.tokopedia.net/


Akhirnya dengan pertimbangan seperti itu, saya memberanikan diri dan meminta supaya diganti dengan yang lain atau jumlahnya yang dikurangi. Setelah debat sengit dengan yang lain, akhirnya disetujui untuk diganti dengan daging Ma Ling kalengan. Daging Ma Ling kalengan, kami masih bisa olah dan dimakan. Rasanya pun tidak seaneh kaki babi dan banyak yang suka. Jadi, kami menggunakan 2 kaleng kaki babi dan 6 kaleng daging Ma Ling kalengan. Saya juga browsing di tempat lain ada yang menggunakan buah kalengan atau kacang polong. Just for your information, sampai sekarang 1 kaleng babi ini masih utuh bertengger di rumah saya, sedangkan daging Ma Ling sendiri sudah habis. Hahaha... Harga daging Ma Ling per kaleng sekitar Rp 30,000 - Rp 37,000.

  • Nampan 7
Nampan ini berisikan kue mangkok merah besar dan kue koa. Kue ini pengganti dari kue satu dan misua/soun. Ukuran kue mangkok merah cukup besar dibandingkan kue mangkok yang biasa saya makan. Diameter kue mangkok sekitar 10 cm sebesar mangkok bakso! Wew, quite shock. Kue mangkok ini sudah di bungkus dan diikat pita merah ada 2 buah yang nantinya 1 akan diberikan ke pihak laki-laki. Selain kue mangkok, ada juga kue koa. Bentuknya kotak dan rasanya manis jambu berjumlah 8 buah yang dimana nanti juga akan dibagi 2 oleh pihak laki-laki. Harga kue mangkoknya saya tidak tahu pasti karena mama yang pesan sedangkan untuk kue koa Rp 6,000/blok.

Kue Koa. Credit pict: https://scontent.cdninstagram.com/


  • Nampan 8
Akhirnya sampai juga ke nampan terakhir... Isi nampan ini hanya buah, biasanya buah yang dipakai adalah buah apel dan jeruk. Buah apel 12 buah dan buah jeruk 12 buah. Ditempel sticker double happines disetiap buahnya.


It's a long post just only to describe each 'nampan'. Informasi lain yang bisa saya tambahkan ialah pada setiap nampan sudah berisikan angpo merah (uang wisit) untuk si pembawa nampan, yang akan langsung diambil ketika nampan diserahkan untuk dibawa. Kemudian sebagai catatan, versi hantaran nampan saya mungkin berbeda dengan yang seharusnya. Ada baiknya kalian mendiskusikan terlebih dahulu dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing karena bagaimana pun juga yang akan melangsungkan pernikahan adalah si laki-laki dan si perempuan. Semoga postingan ini berguna sebagai bahan referensi kalian.


Love and Regards,
F.
Share:

Friday, March 18, 2016

Sangjit Ceremony

Hello everyone - This post written in Bahasa,

Beberapa waktu yang lalu, akhirnya saya menjalankan proses sangjit atau biasa orang sebut sebagai 'seserahan' versi keturunan Tionghoa. Banyak versi yang beredar tentang tata cara ini, mulai dari jumlah nampan, isi nampan, acara, penerima nampan, dan lain-lain.

Yang saya dan pasangan jalani di sini, merupakan hasil 'modifikasi' tata cara sangjit adat China Benteng. Saya dan pasangan setuju untuk tidak mengikuti semua aturan yang ada, selain karena kepercayaan juga dikarenakan masalah keuangan/budgeting. As we knew, most of the things just only 'buang-buang duit' (nanti saya jabarkan alasannya kenapa). Hehehe... Bukan berarti kita juga tidak menghormati para tetua, buktinya kita masih mau mengikuti acara ini.
Captured By TLM Photography


Biasanya upacara ini dilakukan ketika menjelang resepsi pernikahan (H-30/H-14/H-7), tapi karena hitung-hitungan hari dan pertimbangan dari Mama, kalau sebulan sebelumnya terlalu mepet katanya, makanya dibuat bulan Maret ini.

Well, saya dan pasangan sempet 'kebat-kebit' menyiapkan acara ini. Jujur aja, dalam hati kami tidak ingin dirayakan terlalu heboh karena barang - barang setelah sangjit itu banyak yang tidak terpakai lagi. Bukannya pelit atau ga menghargai tradisi sih, tapi speaking of truth memang seperti itu kenyataannya. Mungkin di jaman dulu, hal-hal ini masih dibutuhkan, tapi melihat situasi sekarang rasanya tidak perlu lagi. Contohnya: pembelian bibit, kertas merah, lilin, arak, tulisan 'double happines', angpo merah, dan segala perlengkapannya. Sesudah sangjit, barang-barang ini tidak terpakai lagi dan alamat terbuang percuma.
Captured By TLM Photography


Kami memutuskan untuk menggunakan 8 nampan, biasanya kelipatan nampan yang digunakan: 6, 8, 10, 12. Adapun isinya nanti saya akan bahas secara terpisah. Mungkin bisa membantu siapa yang akan mau sangjit nanti. Hehehe...

Acaranya sendiri dimulai jam 10.00 di Restaurant Kelapa Kuning, saya sebagai tuan rumah, harus datang lebih awal sebelum pihak laki-laki datang. Sangjit itu identik dengan warna merah, jadi kami pun kompakan pakai warna merah.

Captured By TLM Photography
Ketika pihak laki-laki datang dan sudah bersiap di depan pintu, maka penerima nampan dari pihak perempuan sudah berbaris rapi sesuai urutan. Setelah itu, baru nampan diletakkan di atas meja. Dilanjutkan dengan doa dan perkenalan dari kedua belah pihak keluarga. Setelah selesai, saya dan pasangan menuangkan teh untuk para tamu yang hadir. Lucunya ada mitos yang bilang kalau menuangkan teh tidak boleh tumpah, nanti bernasib buruk. Acara selanjutnya yah sudah bisa ditebak sih... Acara makan-makan atau ramah tamah, selama para tamu dan keluarga menikmati hidangan, saya dan Mama sibuk untuk memisahkan kembali nampan-nampan yang akan dibawa oleh pihak laki-laki.

Capture By Ghita

Nampan tersebut dikembalikan dengan ditukarkan barang-barang untuk keperluan pasangan saya. Seperti pakaian saya ditukar dengan pakaian pasangan, tas sepatu ditukar dengan ikat pinggang, dompet dan sepatu pasangan, ada juga yang diambil sebagian seperti uang sangjit, Mama hanya ambil lembar atas dan lembar bawah, kaki babi, buah, maling, kue hanya diambil separuh dan sisanya dikembalikan kepada pihak laki-laki. Barang hantaran tersebut tidak diambil semua dengan pengertian bahwa sang anak perempuan masih ada 'ikatan' dengan kedua orang tuanya. Jika seluruh nampan hantaran dan uang diambil, berarti si perempuan tidak ada ikatan lagi dengan keluarganya yang berarti sudah milik si laki-laki sepenuhnya (baca: keluarga lebih memilih uang dan benda ketimbang anak perempuannya/sang anak sudah dibeli oleh keluarga laki-laki dengan bayaran hantaran tersebut).

Candid Captured By TLM Photography

Oh iya, seluruh pembawa dan penerima nampan diberikan angpo tanda 'wisit' untuk menolak nasib buruk berisikan uang 2 lembar. Harus berpasangan 2 lembar, jika mau memberikan Rp 50,000 maka harus uang kertas Rp 50.000 dan Rp 2.000 yang dilipat bersamaan. Jangan tanya saya kenapa, karena saya tidak tahu kenapa harus seperti itu.


Captured By TLM Photography

Sebelum pihak laki-laki menyatakan 'berpamitan' maka acara tidak akan selesai dan tuan rumah tidak boleh 'mengusir' keluarga laki-laki. Kami berfoto-foto sebelum keluarga laki-laki berpamitan.

Untuk yang penasaran apa-apa saja yang perlu disiapkan menjelang sangjit, saya buatkan postingan secara terpisah ya, siapa tahu membantu buat kalian yang ingin menyiapkan sangjit dan perlu diingat ini adalah versi saya dan pasangan yah. Stay tune!


Love and Regards,
F.

Share: