"Kenapa ya, Mih kita ga dikasih (-oleh Tuhan) kaya?"
Itulah pertanyaan 'konyol' suami saya ketika berboncengan motor setelah menjemput saya sehabis yoga semalam. Memang, sebelumnya kami mempercakapkan kehidupan kerabat kami khususnya mengenai masalah ekonomi mereka.
"Yah, ga tau, Pih. Mih 'kan bukan Tuhan."
Diskusi kami pun berlanjut sampai di rumah. Sampai akhirnya suami saya menjawab sendiri pertanyaan itu:
"Tau ga mih, kenapa kita ga dikasih kaya? Karena kita lebih kuat dibandingkan mereka. Gini, maksudnya, kata si Rudi (-teman suami saya), 'Tuhan itu lucu, Feb. Tapi, coba Feb, lu bayangin kalau mereka (-yang kaya) posisinya dibalik jadi seperti kita (-kondisi ekonominya), apa mereka bisa handle? Yang ada mereka tambah terpuruk terus makin down, Feb. Karena mereka mentalnya ga sekuat kita. Otaknya ga sepintar kita yang harus mikir untuk hidup dengan duit yang pas-pasan. Coba kalo mereka? Apa mereka bisa? Gue yakin gak...' Tuh, mih jawabannya."
Mendengar penjelasan suami saya, saya tersenyum. Iya juga sih, make sense. Apa bisa sekelas bos saya yang mentalnya biasa naik Lex*s, terus berubah jadi naik motor bebek? Rasanya ga mungkin. Yah, mungkin terbentuk dari keadaan dan kebiasaan yang dari lahir sudah kaya jadi ga biasa naek motor bebek ataupun pakai barang murah, tapi dibalik itu Tuhan pasti punya maksud untuk kehidupan kita. Pertanyaan suami saya justru membuat saya menjadi lebih dan lebih bersyukur dengan keadaan sekarang.
Well, jujur saja, keadaan ekonomi kami dibilang tidak berkekurangan sekali tapi juga tidak berlebihan sekali. Lebih kearah pas-pas an. Tipikal keluarga kecil yang cuma punya rumah (KPR), 1 motor matic, dan baik saya dan suami bekerja kantoran untuk memenuhi kebutuhan kami. We do have saving, but not many. Suami saya kemudian bercerita lagi tentang step by step dulu kami sebelum menikah, bagaimana perjuangan kami untuk sampai di titik ini.
Ketika kami 'menengok' ke belakang, kami menyadari Tuhan sangat-sangat baik kepada kami. Dia memberikan blessing yang luar biasa dalam kehidupan ini. Kami patut bersyukur dengan apa yang ada sekarang. Kebutuhan primer kami selalu terpenuhi bahkan sesekali kami bisa membeli 'lifestyle', walaupun tidak bisa sesering orang lain.
Setidaknya kami bisa mencicipi masakan restoran yang harganya wow sampai masakan pinggir jalan yang rasanya juga ok. Kami bisa membeli baju yang harga mall sampai bisa menggunakan baju sisa export. Banyak orang yang masih kurang beruntung dibanding kami. Masih banyak yang mau makan harus mikir harganya berapa, masih banyak yang nge'bon' untuk sekedar makan siang, masih banyak orang yang untuk baju pun harus menunggu pemberian orang lain, masih banyak orang yang bingung mau tidur di mana karena tidak punya rumah, masih banyak orang yang rawat inap sambil menghitung jumlah rupiah yang keluar untuk biaya rumah sakit. Banyak dan banyak orang yang masih kurang beruntung dibandingkan kami.
Apa kalian masih mau merasa 'akh, kenapa sih gue ga terlahir kaya?', coba deh merenung sejenak, bernafas sebentar, tengok ke belakang, apa yang sudah Tuhan berikan untuk kita? Saya yakin jika kalian masih punya iman, pasti akan menemukan arti 'bersyukur' dalam kehidupan ini. Bersyukur membuat kita merasa orang paling 'kaya' di dunia ini.
Hope this post, would be your inspiration today.
Have you greatfull today?
Regards and Love,
F.
0 comments:
Post a Comment