“Jangan
tawarin gw asuransi ya!”
Kalimat
itu keluar dari salah satu teman baik saya ketika dia tahu bahwa saya baru join
jadi agen asuransi. Sebenarnya tanpa dia ngomong gitu pun saya juga tidak akan
tawarkan asuransi ke dia. Gak ngerti sih kenapa sebenernya dia maen langsung ‘tembak’
gitu padahal denger apapun dari mulut saya aja belum. Gak nyalahin juga kalau
mindset orang memang beda-beda dengar kata asuransi. Jangankan dia, penolakan
paling awal saya dapat dari suami saya sendiri, yang dimana orang yang terdekat
sama saya.
Cuma
agak bingung aja, dulu waktu seumuran temen deket saya ini (dia lebih muda 5
tahun), saya malah udah ikut jadi nasabah asuransi selama 2 tahun. Artinya
diumur 23tahun saya sudah lebih ‘melek’ proteksi kesehatan, jiwa, dan investasi
ketimbang dia.
Sempat
tanya di FB apa ada yang punya pengalaman buruk asuransi? Dan nope tidak ada
respond jelek. Pengalaman saya cairin dana dari 3 asuransi berbeda tidak ada
masalah, dana dikembalikan sesuai dengan perjanjian premi. 1 dari Cign*, 1 dari
Pr*de*ti*l, 1 dari Wan* *rtha, semua saya tutup sebelum masa polis berakhir,
dan fine-fine saja, palingan dari CS mereka cuma sekedar tanya kenapa
ditutup/ga sayang bu? Dan bla bla lainnya, jawab aja iya gak papa saya mau
tetap surrender, tokh mereka gak akan nahan-nahan
koq. Dana nya pun cair langsung ke rekening 5-10 hari dari kita serahin lengkap
buku polis, kartu, copy ktp, form, dan copy buku hal depan rekening.
Jadi,
jeleknya dimana? Hampir sama koq prosesnya seperti deposito di bank, yang
mengharuskan waktu tertentu untuk cair, kalau ga yah bunganya tidak dibayarkan.
Feeling saya orang men-cap jelek
karena janji agen nya. Di
awal-awal saya buka asuransi (sebagai nasabah), saya cuma dijelaskan bahwa ini
proteksi sekaligus investasi, dalam jangka waktu 10 tahun bisa kembali sekian
rupiah dan buat saya yang waktu itu ‘buta’ masalah seperti ini, yah iya-iya aja
join dan berharap setelah 10 tahun saya pegang uang sekian rupiah. TAPI,
nyatanya enggak. Banyak hal-hal di dalam asuransi itu yang harus kita sebagai
konsumen MENGERTI DAN PAHAMI.
Apa yang diambil dan apa yang dibayarkan. Jadi, gak ada lagi kisah kecewa masuk
RS tetep nombok, udah nabung sekian tahun tapi dananya nyatanya cm segini, dan
bla-bla yang lain.
Mengedukasi orang itu susahnya minta ampun. Ambil contoh temen baik saya tadi yang saya ceritakan di awal. Belum lama ini dia sakit, kena DB dan typus, kondisi lemah parah, masuk rumah sakit dengan BPJS, dan you know what, di IGD 2 jam dan no action. Itu cerita dari dia sendiri, saya ga lebih-lebihkan, mau pindah RS tapi harus lihat-lihat dulu RS yang mana, klo sedikit elit (baca bagus fasilitas dan pelayanannya) gak berani karena tidak ada terima BPJS. Akhirnya bawa pulang lagi, muter-muter cari RS yang ada kamarnya dengan jaminan BPJS, akhirnya dapet kamar di salah satu RS jam 2 pagi! Wow...
Mengedukasi orang itu susahnya minta ampun. Ambil contoh temen baik saya tadi yang saya ceritakan di awal. Belum lama ini dia sakit, kena DB dan typus, kondisi lemah parah, masuk rumah sakit dengan BPJS, dan you know what, di IGD 2 jam dan no action. Itu cerita dari dia sendiri, saya ga lebih-lebihkan, mau pindah RS tapi harus lihat-lihat dulu RS yang mana, klo sedikit elit (baca bagus fasilitas dan pelayanannya) gak berani karena tidak ada terima BPJS. Akhirnya bawa pulang lagi, muter-muter cari RS yang ada kamarnya dengan jaminan BPJS, akhirnya dapet kamar di salah satu RS jam 2 pagi! Wow...
Untungnya
(masih ada untung-orang Indo, biasa... XD), kondisi dia masih kuat, walaupun
uda lemes banget dengan trombosit jauh di bawah orang normal. Kalau kita bicara
kondisi lain seperti sakit kritis (jantung, hati, dll) dengan situasi pencarian
RS kaya dia mah, udah “lewat” kali. Akhirnya dia dirawat dan sudah sembuh
kembali ke aktifitas normal. Tapi, begitu sehat dan tau saya masuk agen ya itu
kalimat yang pertama kali keluar dari mulutnya kalian bisa baca diatas.
Apa
orangnya tidak punya uang sama sekali? Nope. Dia berpenghasilan, kerja dan
karirnya bagus. Malahan dapat promosi yang gajinya tinggi lebih dari saya. Tapi
untuk mengambil asuransi dia gak mau, entah apa alasannya. Mungkin ga rela
kalau sebagian kecil uangnya disimpan (tanpa bisa diambil sebelum 10 tahun),
kaya semacam, akh klo nabung di ATM bank aja, tokh gw klo butuh bisa ambil.
Padahal asuransi harusnya bukan dana yang untuk diambil dalam jangka pendek.
Karena kesehatan dan nyawa manusia itu bukan cuma di hargai 10 tahun aja. Masa
iya sisa umur kita ditaruhkan cuma dalam waktu 2-3 tahun? Ya enggak donk.
Sebisa mungkin semasa hidup kita, kita proteksi. Sehingga nanti waktu sakit
atau tutup mata pun gak ninggalin beban gak ninggalin penyesalan.
Sebagai
‘new’ agen asuransi, saya ini masih minim banget pengalaman, minim banget
pengetahuan. Ibarat mau perang yah ga ada senjatanya, tapi saya dituntut untuk
jadi agen yang mengedukasi calon
nasabah saya. Kasih tau mana yang bener tentang asuransi dan mana yang cocok
untuk kebutuhan nasabah, bukan hanya sekedar cari komisi juga. Btw, kalian tau
kenapa komisi agen itu menggiurkan, kerja dan tanggung jawabnya BERAT. Bayangin mengedukasi
orang-orang yang masih primitif pemikirannya dan sekalinya orang tersebut mau
buka asuransi sama kita, kita akan mengemban misi untuk ‘menyelamatkan’
kehidupan orang tersebut. Bukan cuma, buka tanda tangan, bayar dan bye! Tapi
agen yang bertanggung jawab lebih dari sekedar itu. Makanya sekalinya bisa
tembus target yah ada ‘harga’ yang dibayar dari tanggung jawab tersebut. Jangan
mikir: “enak banget nasabah yang nabung, dia yang jalan-jalan ke Korea!” Lah,
ini mah sama aja klo saya balikin: “Enak banget otak tenaga lu dipakai
perusahaan sampai usia pensiun, tapi koq lu masih kaga kaya, sekaya bos elu?!
Padahal bos elu cm tanda tangan, diem duduk, merintah elu, ya gitu-gitu aja?”
Tanpa tahu tanggung jawab bos kita adalah bisa memberi nafkah kepada sekian
ribu orang dan memajukan perusahaan di tengah kompetitor yang makin banyak.
Ok,
fixed. Segitu aja postingan yang jadi ajang curhat kali ini. Kalian punya
pengalaman seputar asuransi? Share donk. Atau mau tau lebih banyak? Let me know ya...
Love
and Regards,
F.